Langsung ke konten utama

Terjadinya Hujan

Proses terjadinya hujan adalah gejala alam yang membentuk siklus perputaran air di bumi. Secara sederhana, tahapan terjadinya hujan ini menggambarkan proses perpindahan air dari samudera, laut, sungai, danau dan sumber air lainnya ke atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Indonesia sendiri memiliki 2 musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak didekat garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis dan suhu yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya banyak proses penguapan sehingga memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Berkumpulnya awan menandakan salah satu proses terjadinya hujan
Berkumpulnya awan menandakan salah satu proses terjadinya hujan
Image courtesy of supertrooper – http://www.freedigitalphotos.net/images/scenic-cumulus-clouds-photo-p200370

Proses terjadinya hujan

  • Panas matahari menyebabkan air di sungai, danau, dan laut menguap ke udara. Selain bentuk air secara fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang mengandung air. Kemudian uap air naik terus ke atas hingga menyatu ke udara bersama uap-uap air lainnya.

  • Suhu udara yang tinggi akibat panas matahari akan membuat uap air tersebut mengalami proses kondensasi (pemadatan) dan menjadi embun. Embun berbentuk titik-titik air kecil sedangkan suhu yang semakin tinggi membuat jumlah titik-titik embun semakin banyak hingga kemudian berkumpul memadat dan membentuk awan.  Menurut kajian Neilburger tahun 1995, pada tahapan ini, tetes-tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Supaya sebuah tetes air dapat jatuh ke bumi dibutuhkan ukuran sebesar 1 mm karena hanya dengan ukuran sebesar itulah tetes air dapat mengalahkan gerakan udara ke atas.
  • Dengan bantuan angin, awan-awan tersebut bisa bergerak ke tempat lain. Pergerakan angin ini dapat membuat beberapa awan kecil menyatu dan membentuk awan yang lebih besar lalu bergerak ke langit atau ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah.  Semakin banyak butiran air terkumpul maka akan membuat warna awan semakin kelabu.
  • Akibat dari jumlah titik air yang semakin berat akan membuat butiran-butiran tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.

Siklus hujan sederhana
Proses terjadinya hujan sederhana
Image courtesy of Abdulrozaq – http://blog.uin-malang.ac.id/keilmuan/2011/02/10/siklus-hidrologi/
Perbedaan awan dingin dan awan hangat
Menurut suhu lingkungan fisik atmosfer dimana suatu awan berada, awan dibedakan atas awan dingin (cold cloud) dan awan hangat (warm cloud). Disebut awan dingin apabila seluruh bagiannya berada pada lingkungan atmosfer dengan suhu di bawah 0 derajat celcius. Awan ini kebanyakan berada pada daerah lintang tinggi dan menengah dimana suhu udara dekat permukaan tanah bisa mencapai suhu minus 0 derajat.
proses terjadinya hujan
Proses bertemunya awan panas dan awan dingin
Image courtesy of hendri – http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/12/atmosfer-2/
 
Indonesia memiliki suhu udara dekat permukaan tanah sekitar 20 – 300 derajat celcius sedangkan dasar awan memiliki suhu sekitar 180 derajat celcius. Meskipun demikian, puncak awan dapat menembus jauh ke atas melewati titik beku sehingga sebagian awan merupakan awan hangat sedangkan sisanya merupakan awan dingin. Awan semacam ini disebut juga dengan mixed cloud.
Proses terjadinya hujan pada awan hangat
Saat uap air terangkat ke atmosfer akan berfungsi sebagai inti kondensasi yang menyebabkan uap air mengalami proses evaporasi (pengembunan). Sumber utama inti kondensasi adalah garam yang berasal dari air laut. Karena sifatnya yang higroskopik maka semenjak dimulai proses kondensasi, partikel berubah menjadi droplets (titik air) dan droplets yang berkumpul membentuk awan. Partikel air yang mengelilingi debu serta kristal garam akan menebal sehingga menjadi lebih berat dari udara dan mulai jatuh dari awan sebagai hujan
Proses terjadinya hujan pada awan dingin
Proses ini dimulai dari adanya Kristal es yang bertambah banyak melalui air super dingin (supercooled water) dan deposit uap air. Keberadaan Kristal es memegang peranan penting dalam proses hujan pada awan dingin sehingga sering disebut juga proses Kristal es.
Pada waktu udara naik lebih tinggi ke atmosfer, terbentuklah titik-titik air dan juga awan. Di ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah titik beku maka awan tersebut akan berubah menjadi Kristal-kristal es kecil. Udara sekelilingnya yang tidak begitu dingin membeku pada Kristal tadi yang membuat Kristal bertambah besar dan menjaid butiran salju. Bila terlalu berat maka salju akan turun. Saat melewati udara hangat maka salju tersebut mencair dan menjadi hujan namun pada musim dingin, salju jatuh tanpa mencair.
Proses terjadinya hujan pada awan dingin
Proses terjadinya hujan pada awan dingin
Image courtesy of https://saripedia.wordpress.com/tag/proses-hujan/
Beberapa fakta lain mengenai hujan:
  • Apabila suhu di atmosfer sangat dingin maka titik air tersebut akan membeku dan berubah menjadi es. Itulah mengapa di beberapa tempat yang bersuhu rendah sering terjadi hujan salju sedangkan di Indonesia yang memiliki iklim tropis, hujan salju sulit terjadi.
  • Air hujan berasal dari penguapan air laut sebanyak 97%. Meskipun air laut merupakan air asin namun ketika sudah menjadi hujan akan menjadi air tawar. Ini diakibatkan salah satu hukum fisika yang menjelaskan dari manapun asal air yang menguap ketika sudah melalui awan maka kandungan lainnya akan hilang. Diketahui bahwa garam dan mineral memiliki berat jenis yang berbeda dengan air maka ketika air berubah menjadi titik-titik kecil maka kandungan garam, mineral dan lainnya akan luruh dengan sendirinya
Kondensasi awan
Kondensasi awan
Image courtesy of http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/proses-pembentukan-hujan.html
  • Proses kondensasi awan akibat berkumpulnya titik-titik air dibantu oleh udara yang bergerak ke atas serta mengalami proses pendinginan adiabatic sehingga kelembapan nisbi (RH)nya bertambah. Kondensasi sendiri baru dimulai pada inti kondensasi yang aktif dan lebih besar. apabila RH mencapai 78

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENUA ASIA

Benua Asia Asia merupakan benua terbesar dan berpopulasi terpadat di dunia dengan wilayah yang mencakup 8,6% permukaan Bumi yang meliputi 50 negara yang tersebar dari daratan luas Asia Kecil , Timur Tengah , hingga Samudera Pasifik . Sekitar 60% populasi dunia tinggal di Asia. Benua Asia dan Eropa merupakan benua yang terhubung lewat darat dan keduanya membentuk suatu benua raksasa yang disebut sebagai Eurasia . Batas antara Asia dan Eropa sangat kabur sehingga beberapa negara seperti Turki kadang-kadang dapat dimasukkan ke Asia maupun ke Eropa. Beberapa bentang alam yang sering dipakai untuk memisahkan kedua benua tersebut adalah Dardanella , Laut Marmara , Selat Bosporus , Laut Hitam , Pegunungan Kaukasus , Laut Kaspia , Sungai Ural (atau Sungai Emba ), dan Pegunungan Ural hingga Novaya Zemlya . Selain itu, Benua Asia dan Afrika juga memiliki perbatasan darat yang bertemu di sekitar Terusan Suez Pembagian Wilayah Benua Asia Terdiri dari lima  wilayah yaitu : Asia

KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU

Klasifikasi Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (Lumut hati), kelas Anthocerotopsida (Lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (Lumut sejati). Ketiga klasifikasi tersebut akan kita uraikan masing-masing dalam penjelasan berikut ini beserta dengan gambarnya. 1.        KELAS HEPATICOPSIDA (LUMUT HATI) Kelas Hepaticopsida meliputi 300 genus dan 6.000 spesies yang umumnya terdapat di daerah tropis dan daerah beriklim basah. Secara umum, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Jugermanniidae yang berdaun dan Marchabtiopsida yang bertalus. a.        Kelompok Jugermanniidae Kelompok lumut hati berdaun terlihat sangat mirip dengan lumut pada umumnya. Jenis lumut ini mempunyai daun yang lebih sederhana dari lumut dan tidak memiliki tulang tengah yang disebut  costa.   Tangkai dari sporofitnya berwarna transparan (bening) sampai ke arah putih. Sporofit dari lumut hati mempunyai struktur sederhana yang terdiri
Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan – Assalammu’alaikum, pagi yang indah, waktu yang cukup tepat untuk kita belajar, karena di pagi hari energi kita masih terkumpul , dan masih fresh,, pelajaran Biologi umum yang akan kita pelajari hari ini adalah Struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, pembahasan yang seru bukan setelah sebelumnya kita membahas Perkembangan tumbuhan yuk mulai ORGAN TUBUH TUMBUHAN A.  STRUKTUR AKAR TUMBUHAN 1. Bagian-bagian akar Bulu akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Tundung akar untuk melindungi akar pada saat menembus tanah. 2. Jenis-jenis akar a. Akar tunggang/ akar utama, yaitu kelanjutan batang tumbuhan yang berasal dari pertumbuhan calon akar pada biji (radikula) tumbuh tegak ke bawah. Contoh : mangga, jambu, jati, mahoni, melinjo, dan mawar. b. Akar serabut, yaitu akar berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang berbentuk seperti serabut